Kebiasaan Subber Luar VS Subber Indonesia

Suatu hari saya menonton acara TV jepang dengan sub Inggris. Karena tidak seperti subber dari Indonesia yang kebanyakan "dihias-hias" pake warna biru lah, kuning, ijo, di tambah di kasih garis yang warnanya menyatu dengan warna teksnya. Belum lagi menggunakan font yang tidak standar. Seperti comic sans, huruf tangan, bahkan ada yang pake huruf "cute" yang SUSAH untuk di baca cepet. Sekalinya warnanya normal, dia pake Times New Roman. Huft~

Subber luar lebih standar, simple, dan enak buat di baca cepet. Karena menggunakan font seperti Calibri, Arial, Helvetica, dan sejenisnya. Hanya kekurangannya, timing yang di buat orang luar itu gak ada jeda sama sekali. Jadi saat orang berbicara, lalu selesai bicara, teks sub langsung hilang. Gak ada pending atau jeda beberapa detik seperti yang di lakukan subber Indonesia.

CUMA ADA SATU MASALAH BESAR SAMA SUBBER LUAR.
Dan ini sering memuat salah penafsiran oleh penontonnya. Yaitu translatenya terkadang mengikuti rasa "sreg-ngk-sreg" dari si penulis sub english. Jika interpretasi, saya masih bisa memaklumi. Tapi ini jauh dari itu. Sebagai contoh, ada orang sedang bercanda tentang dada, dan gak ada pembahasan sama sekali mengenai payudara. Entah dari mana asalnya, hasil translate di ubah jadi BOOBS. Hah? saat baca di kolom komentar, banyak orang-orang nativ menjelaskan bahwa "dada" (chest) dan "payudara" (Boobs) itu BEDA!. Tapi akhirnya sang subber memohon maaf. Alasan dia mentranslate seperti itu hanya karena dia merasa kata "boobs" lebih lucu ketimbang sekedar "chest". Saya pun sedikit kesel karena candaan yang sebenarnya adalah candaan ringan dan ngk ada faktor erorisme sama sekali, di tafsirkan jadi candaan erotis dan keluar dair konteks. Ini sample teksnya jika saya translate ke Indonesia:
Aslinya: "Dia sangat menyukai hatiku (sambil kedua tangannya berada di atas dada) yang lembut"
Tapi, for some reason, seseorang mentranslatenya seperti ini:
Di translate: "Dia sangat menyukai payudaraku yang lembut"

Di teks asli, menggambarkan situasi yang so sweet, romantis, dan maksud dia menunjukan hati yang berada di dada. Sama seperti gambaran seorang pacar mengungkapkan "kamu ada di hati ku" sambil tangannya berada di dada. Gak mungkin kan jika kita menggunakan posisi hati (liver) yang sebernya di pinggul kita.

Eh, si subber english, mentranslatenya jadi candaan ngeres dan erotis. Dengan memilih kata boobs, ketimbang heart, hanya karena secara visual, si gadis meletakan kedua tangannya di atas dadanya. Saat saya menontonnya dan belum tahu hasil translate sebenarnya, memang lucu. Karena dengan musik romantis, tapi pembicaraan mereka erotis yang seolah gak terjadi apa-apa. Dan secara kebetulan mereka tertawa setelahnya. Dan imej yang tergambar di saya adalah, oh mereka terbiasa candaannya erotis, karena terlihat biasa saat bercanda mengenai payudara. Dan! tiba-tiba kolom komentar penuh dengan protes dari orang native korea. Menjelaskan arti yang sesungguhnya. Dan protes bahwa korea tidak seperti barat yang bebas. Dan segalanya.

Tapi entah ada apa dengan subber luar, hal-hal ini banyak terjadi di hasil translate lain. Dari TV jepang sampai korea.

Subber Indonesia, kebalikannya. Malah terlalu "sopan" menurut saya.
Misalnya, yang seharusnya "syukur lah" "ah senangnya" menjadi "alhamdulilah". Atau "itadakimasu" menjadi "bismilah" dan "okaeri" yang maksunya "selamat datang kembali" ketika ada seseorang baru saja kembali dari suatu tempat. Eh di translate "wa'alaikumsalam"
Dan ada yang paling parah dan menurut saya ini sih udah penyimpangan. Yaitu soal ibadah.
Seperti translate "dia sedang sholat" padahal visualnya sedang menyembah patung. Jika di translate "dia sedang ibadah" itu lebih proper. sholat tidak sama dengan ibadah. sholat adalah salat satu bentuk / jenis dari ibadah. sholat itu lebih spesifik dari ibadah dan hanya related dengan agama Islam.

Oke, masalah lainnya adalah, ada subber yang mengaku translate dair bahasa native, ternyata di translate dari sub inggris yang sudah ada. Bagi saya gak masalah ketika dia bilang bahwa hasil translate dia gak sempurna. Tapi yang jadi masalah kalimatnya "mohon di maklumin kalau ada kekurangan dalam translate karena saya masih belajar bahasa jepang". apa yang terbayang di saya adalah "oh berarti dia translate dair bahasa native". Dna ternyata dari bahasa inggris. Udah gitu banyak banget kesalahan translate yang bahkan google translate pun lebih baik hasilnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengatasi Video Jenis .ts Ngelag

Aura Karin Fujiyoshi

Karin Fujiyoshi the next Hiratechi?